Bandar Lampung - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung diwakili oleh Koordinator Bidang Keswan dan Kesmavet drh. Anwar Bahri menghadiri acara Seminar Hasil Pemantauan Hama Penyakit Hewan (HPHK), Analisa Resiko HPHK dan Monitoring Produk Hewan yang diselenggarakan oleh Balai Karantina Pertanian kelas I Panjang Bandar Lampung, Selasa (06/12/2022).
Acara dibuka oleh Ka. Pus Karantina Hewan drh. Wisnu Wasisa M.P. seminar ini dilaksanakan secara hybrid (online dan offline) yang dihadiri oleh Dinas Peternakan 15 Kabupaten/Kota, Balai Veteriner, PDHI, perguruan tinggi, beberapa feedloter dan assosiasi paravetindo.
Dalam seminar ini menghadirkan 2 narasumber yaitu:
1. drh. Wisnu Wasisa dengan tema "Kebijakan Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani terkait Hama penyakit hewan karantina.
2. drh. Harimurti Nuradji PhD. dengan tema "Penyakit LSD dan PMK situasi terkini dan upaya pengendaliannya".
Sebagai informasi penting yaitu penyakit LSD sudah terdeteksi di provinsi tetangga yaitu Sumatra Selatan, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pengawasan lalu lintas ternak antar provinsi agar provinsi Lampung dapat mempertahankan Lampung bebas LSD.
Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit infeksius kulit yang disebabkan oleh virus famili poxviridae, dapat menyerang ternak sapi dan kerbau, meskipun LSD ini tidak bersifat zoonosis, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar karena dapat menyebabkan turun nya berat badan, menurunnya produksi susu, menyebabkan keguguran bahkan dapat menimbulkan kematian.
Adapun tanda klinis yang terlihat pada ternak sapi sebagai berikut:
Demam, hilang nafsu makan dan muncul benjolan benjolan di bagian kulit di seluruh badan. Penyebaran LSD ini melalui serangga penghisap darah seperti nyamuk, caplak dan lalat.
Langkah pencegahan yang perlu dilakukan antara lain:
1. KIE;
2. Tingkatkan manajemen kandang;
3. Tingkatkan kebersihan dan biosekuriti kandang;
4. Melakukan penyemprotan secara berkala disekitar kandang dengan anti serangga;
5. Laporkan kepada petugas puskeswan terdekat bila ada menemukan gejala seperti LSD.
Semoga tidak ditemukan kasus di Provinsi Lampung.