Bandar Lampung - Bidang Usaha dan Panen bersama dengan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian mengadakan diskusi mengenai “Ulat Maggot, Pakan Ternak Alternatif dengan Biaya Lebih Hemat” dengan Kelompok Ternak Maju Pesat (Maggot Junior, Peternakan Sehat) di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Rabu (12/01/2022). Turut hadir dalam diskusi yaitu perwakilan dari Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan CPNS Fungsional Pengawas Mutu Pakan.
Kelompok Ternak Maju Pesat terletak di Dusun VII Bangunrejo RT/RW 002/007 Desa Bangunrejo Kec. Bangunrejo, Kab. Lampung Tengah. Kelompok ini dibentuk secara resmi pada tanggal 31 Desember 2021 dan diketuai oleh Bapak Tri Guntoro.
Maggot merupakan larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly) yang memiliki siklus hidup unik selama 21 hari dengan kemampuan mengonsumsi sampah organik (10.000 larva = 1 kg sampah per hari) yang memiliki kadar protein yang tinggi. Kelompok ternak Bangun Rejo setiap harinya memanfaatkan limbah organik pasar (sayur-sayuran) untuk membudidayakan maggot. 1 kg Maggot biasa mengonsumsi 3 kg sampah organik. 1 induk BSF bisa menghasilkan 500-900 butir telur. 1 gram telur bisa menghasilkan 3-4kg maggot.
Kelompok ternak Maju Pesat sudah menggunakan Maggot sebagai pakan ayam broiler, ayam petelur, mentok, dan lele. Untuk pakan ayam broiler, perbandingan pakan yang biasa digunakan oleh mereka untuk 150 ekor ayam adalah 2kg jagung : 2kg dedak : 1kg maggot. Sebelum menggunakan maggot, dalam sehari biaya pakan yang dikeluarkan untuk 150 ekor ayam broiler mencapai Rp. 120.000, akan tetapi setelah memanfaatkan maggot, biaya pakan bisa ditekan hingga Rp. 70.000 atau lebih hemat sekitar 42%. Untuk pertumbuhan ayam broilernya pun sangat baik. Di sisi lain, penggunaan maggot ini juga memberikan dampak yang baik terhadap higiene dan sanitasi kandang, di mana tidak ada lagi bau yang tercium di sekitar kandang.
Kelompok ternak Maju Pesat berharap ke depannya mereka dapat memproduksi pakan ayam berbasis maggot secara komersial yang memenuhi standar SNI sehingga pakan ayam ini dapat diperjualbelikan secara luas dan menjadi pakan ayam yang lebih murah dari yang sudah beredar di pasaran. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berharap budidaya maggot ini bisa menjadi gebrakan baru dalam sektor peternakan dan bisa terus dikembangkan serta dibina dari hulu hingga ke hilir.